Air mataku menitikkan rindu sesaat
setelah kepergianmu. Kau hilang tanpa sebab yang meragu. Ada kecewa yang
menggumpal dalam kegelisahan yang pekat. Bersatu dengan darah yang mengalir
dengan hembusan napas. Sesal.
Aku ingin berpaling, tapi meragu.
Jalan yang kutemui terlalu basah dan mencekam. Di bilik hatiku, ada sesal tanpa
arah. Aku tak akan lagi melihatmu dengan kenangan di balik wajah sendumu. Yang
lalu biarlah jadi ingatan mata. Sebab kutahu waktu akan beranjak pergi dengan
sendiri. Aku tak kan setia menemanimu dalam balutan rindu. Sesal.
Di liuk temaram hari ini, kubuka
lembaran surat yang kau beri. Pamit yang kau sampaikan tak kan kuhirau lagi.
Tak ada lagi salam pangeran yang menawan teruntuk seorang putri di tepi jurang.
Tak lagi ada pujian sunyi di bawah gemintang yang berkilau. Aku ingin waktu
menuntaskan pertemuan ini, melenyapkan sejuta rasa yang pernah tergores. Tunai
sudah sebuah pisah. Sesal.
0 komentar:
Posting Komentar